Contoh Laporan Perjalanan Ke Komondo Lintas Laut Militer Tanjung Priok



KATA PENGANTAR


Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunianya kami berhasil menyelesaikan laporan perjalanan ke KRI yang dilaksanakan pada hari Selasa, 22 November 2016.

          Dalam laporan ini kami menjelaskan tentang perjalanan dan kegiatan serta tempat yang menjadi tujuan.

          Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan, maka dari itu saran dan kritik yang membangun, sangat kami harapkan dari pembaca demi menyempurnakan laporan perjalanan ini. Harapan kami semoga penyusunan laporan ini diterima dan dimengerti serta bermanfaat bagi kami khususnya maupun pembaca.




Cibinong, 23 November 2016



Tim Penyusun



BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kecamatan tanjung priuk terletak di Jakarta Utara. Di daerah ini terdapat pelabuhan tanjung priuk yang merupakan pelabuhan terpadat di indonesia. KRI adalah wisata kapal perang TNI-AL di pelabuhan tanjung priuk. Kami melakukan kunjungan belajar ini dalam rangka outing class setiap tahun.

Kunjungan ini dilaksanakan pada tanggal 22 november 2016. Kapal yang kami kunjungi bernama Tanjung Nusanive. Kunjungan belajar ini dimaksudkan untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalama terhadap segala kemajuan ilmu pengetahuan.


1.2 Tujuan

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan siswa mengenai lintas laut militer dan kapal perang.


1.3 Manfaat

1.      Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.

2.      Mengenalkan siswa dengan militer.

3.      Memberi pengalaman.


BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Waktu Pelaksanaan

Dilaksanakan pada :

Hari            : Selasa

Tanggal       : 22 November 2016

Pukul          : 05.30 WIB

Tempat       : KRI Tanjung Nusanive di Tanjung Priok


2.2 Obyek Wisata

1.      KRI Tanjung Nusanive

Tepat pada pukul 05.30 WIB kami berkumpul di sekolah. Kami pergi ke tempat kunjungan menggunakan Bis. Saat di perjalanan, kami sembari menikmati snack.

Akhirnya tanpa terasa menikmati perjalanan kami sampai di tempat tujuan yaitu komondo lintas laut militer (Kolinlamil). Lalu kami diarahkan menuju KRI Tanjung Nusanive dan masuk ke dalam kapal. Kami berkumpul di salah satu ruangan VIP, yang biasanya dipakai presiden. Dijelaskan juga mengenai data teknis kapal, KRI Tanjung Nusanive merupakan kapal buatan jerman tahun 1983, memiliki nomor lambung 973. Kapal ini sebelumnya adalah kapal angkut penumpang sipil milik PELNI yang bernama KM Kambuna, setelah diserahkan kepada TNI-AL kapal ini dinamakan KRI Tanjung Nusanive. Kapal ini memiliki ukuran panjang seluruh 144 m, lebar 23 m, draft 5,9 m, DWT 3400 ton, GRT 3947,80 ton, dan NRT 8583,82 ton, dengan kapasitas penumpang (sewaktu menjadi kapal sipil) Kelas 1: 100 orang, Kelas 2: 200 orang, Kelas 3: 300 orang, Kelas 4: 472 orang, dan Kelas Ekonomi: 500 orang. Kapal ini dibuat pada tahun 1984 dan mulai dioperasikan 25 maret 1984. Kami mengitari bagian-bagian kapal, mulai dari buritan ke anjungan, dan dari dek satu ke dek lainnya. Tak ketinggalan, kami pun berkesempatan mengunjungi kamar Presiden, kamar KSAL, dan kamar Wa KSAL yang memang ada di KRI tersebut.

Seperti halnya penumpang sipil, prajurit juga butuh rasa nyaman selama operasi pergeseran, apalagi jika sasaran operasi berada nuh jauh di seberang lautan, yang artinya jika ditempuh menggunakan kapal laut akan makan waktu panjang. Sebagai ilustrasi, Inggris di tahun 1982 menggeser ribuan pasukannya dalam Perang Falkland (Malvinas) dengan menggunakan kapal pesiar jarak jauh legendaris Queen Elizabeth II.

Bentang jarak yang teramat jauh, dari daratan Inggris di Eropa menuju medan di Atlantik Selatan, pastinya bukan perkara mudah untuk melakukan mobilisasi perangkat tempur, logistik dan personel. Dalam pelayaran berbulan-bulan, plus ditrerpa ganasnya gelombang Samudera Atlantik, menjadikan ribuan prajurit tidak layak bila harus menumpangi kapal-kapal sekelas LST (Landing Ship Tank) atau kapal kargo. Singkat cerita, Queen Elizabeth II yang berbobot 70.327 ton dapat disulap sebagai kapal angkut dan logistik. Di tahun 1982, kapal yang meluncur perdana tahun 1965 ini mampu membawa 3.000 prajurit dan 650 relawan melintas Atlantik. Agar mobilisasi lancar, Queen Elizabeth II bahkan di install dua helikopter deck.

Akhirnya menjelang pukul 11.00 kami melanjutkan perjalanan ke pantai Ancol, tetapi sebelum berangkat kami berfoto bersama.

  
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Dari penulisan laporan ini tim penulis menyimpulkan kapal KRI di indonesia beragam. Sebagai warga negara indonesia kita harus menjaga kapal perang di indonesia.

3.2 Saran

Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila terdapat saran dan kritik yang sifatnya membangun, silahkan sampaikan kepada kami.

Apabila terdapat ada kesalahan mohon dapat memaafkan dan memakluminya, karena kami menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari sempurna. Sekian dan terima kasih.




Comments

Popular Posts